PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Dewan Perpustakaan Riau mengadakan kunjungan ke Riau Pos di Graha Pena Riau, Jalan HR Soebrantas, Pekanbaru, Senin (9/9).
Kegitan ini dihadiri Ketua Dewan Perpustakaan Riau Drh H Chaidir MM dan beberapa anggota dewan perpustakaan Ir H Nelfiyonna MSi, Fadillah OM, Kunni Masrohanti, Abdul Khair dan Zulmansyah Sekedang.
Dalam kunjungan tersebut membahas perkembangan literasi di Riau, khususnya terkait perpustakaan. Di mana budaya membaca di masyarakat sangat kurang. Untuk itu diperlukan upaya untuk menyukseskan perpustakaan di Riau, sehingga dapat meningkatkan minat baca dan menumbuhkembangkan budaya baca.
“Budaya literasi kita agak rendah. Semoga dari pertemuan ini Riau Pos dapat turut berperan serta dalam peningkatan literasi khususnya kalangan pelajar,” kata Chaidir.
Selain itu, Chaidir juga mengungkapkan keresahannya terkait rendahnya literasi masyarakat. Hal itu menjadi akar mudahnya penyebaran informasi-informasi hoaks. “Berita hoaks menyebar karena lemahnya kemampuan literasi,” tuturnya.
Chaidir juga menjelaskan, tugas Dewan Perpustakaan seperti memberikan pertimbangan, saran, masukan kepada pemerintah di bidang kebijakan, serta menampung aspirasi dari masyarakat demi meningkatkan layanan terkait pepustakaan.
“Mengawasi mutu pelayanan perpustakaan. Kami nilai pelayanan yang tak bagus dan bisa diberikan masukan,” ujarnya.
Untuk itu, Dewan Perpustakaan mengajak Riau Pos bekerja sama memberikan sumbangan pemikiran baik dalam diskusi maupun publikasi demi memberikan kontribusi kepada Pemerintah Provinsi tentang perpustakaan.
“Dalam perkembangannya, kami harapkan kawan-kawan bisa memberikan sumbangan pemikiran dan kontribusi ke Pemerintah Provinsi terkait perpustakaan,” ungkap Chaidir.
Kedatangan Dewan Perpustakaan Riau disambut baik jajaran Direktur Riau Pos Muhammad Hapiz, Direktur Ahmad Dardiri dan Direktur Nazir Fahmi.
Hapiz mengungkapkan, adanya upaya meningkatkan literasi di kalangan generasi muda patut dilakukan. Harus ada giat untuk terus menumbuhkembangkan budaya membaca agar generasi muda aktif membaca buku. Untuk itulah generasi milenial harus diberikan arahan agar mendapatkan literasi yang layak dikonsumsi dan berkualitas. “Ada upaya untuk meningkatkan literasi anak muda. Kita arahkan supaya mereka dapat sajian bacaan yang layak dan berkualitas,” kata Hapiz.
Untuk dapat mewujudkannya, Hapiz menuturkan diperlukan pembicaraan lebih lanjut dan lebih konkrit, serta diperlukan juga diskusi-diskusi terkait literasi untuk anak-anak milenial demi meningkatkan budaya baca di masyarakat.(*2)